NETWORK LAYER


Lapisan jaringan (Network layer) merupakan lapisan ketiga dari standar OSI yang berfungsi untuk me- nangani masalah jaringan komunikasi secara rinci. Pada lapisan ini, data yang berupa pesan-pesan (message) akan dibagi-bagi dalam bentuk paket-paket data yang dilengkapi dengan header-header tertentu pada setiap paket data tersebut.

Network layer  ini berfungsi untuk mengambil paket dari sumber dan mengirimkannya  ke  tujuan.Supaya  sampai  ditujuan  perlu  banyak  dibuat hop  pada router-router  perantara di se-panjang lintasannya.Fungsi layer  ini sangat  kontras  dengan  fungsi  data  link  layer,  yang  memiliki  tujuan  lebih sederhana cukup memindahkan frame  dari ujung kabel  yang satu ke ujung yang  lainnya.  Jadi  network  layer  ini  merupakan  layer  terbawah  yang berkaitan dengan transmisi end to end.

Dalam  melaksanakan  tugasnya,  network  layer  harus  me-ngetahui topologi  subnet  komunikasi  yaitu  router  secara  keseluruhan  dan  memilih lintasan  yang  cocok.  Pemilihan  router  ini  harus  hati-hati  agar  saluran komunikasi  dan  router  tidak  kelebihan  beban  ,  sementara  yang  lainnya berada dalam keadaan idle .

Selain itu bila sumber dan tujuan berada di jaringan yang berbeda , network  layer  bertugas  mengatasi  terjadinya  perbedaan  ini  dan menyelesaikan  masalah  –  masalah  yang  merupakan  akibat  dari  adanya perbedaan ini.

Secara  umum  ,  lapisan  jaringan  menyediakan  beberapa  layanan antara  lain  :  pengendalian  operas  subnet  ,  pemilihan  rute  ,  pengendalian kemacetan dan internetworking .

1. Pengendalian Operasi Subnet

Pada dasarnya , ada dua buah pandangan dalam mengelola subnet,  yang  satu  menggunakan  koneksi  ,  sedangkan  yang  lain  tidak menggunakan  koneksi.  Dalam  konteks  operasi  internal  subnet  ,  suatu koneksi  biasanya  disebut  rangkaian  virtual  ,  baik  secara  internal  maupun eksternal  ,  sedangkan  yang  tidak  menggunakan  koneksi  dinamakan datagram baik secara internal maupun eksternal.

Rangkaian virtual biasanya digunakan dalam subnet yang layananutamanya adalah  connetion oriented  . didalam rangkaian virtual pemilihan rute  baru  bagi  setiap  paket  atau  sel  yang  dikirimkan  dihindarkan  .  ketika koneksi telah terbentuk , sebuah rute dari komputer sumber ke komputer tujuan  dipilih  sebagai  bagian  dari  pembentukan  koneksi  dan  akan  selalu diingat .

Sebaliknya , pada  subnet  diagram tidak terdapat rute yang bekerja sebelumnya  ,  walaupun  layanannya  connection  oriented  .  setiap  paket yang dikirimkan dirutekan secara  independen  dengan paket sebelumnya . paket  berikutnya  dapat  mempunyai  rute  yang  berbeda  .  selain  subnetdatagram harus bekerja lebih banyak ,  subnet  juga umumnya harus kuat dan  lebih  mudah  dapat  menyesuaikan  dengan  kemacetan  dibanding dengan subnet rangkaian virtual .

Bila  paket  yang  mengalir  melalui  rangkaian  virtual  tertentu  selalu mengambil  rute  yang  sama  melalui  subnet,  router  harus  mengingat kemana  harus  meneruskan  paket  bagi  setiap  rangkaian  virtual  terbuka yang  melaluinya.  Pada  saat  koneksi  jaringan  bentuk,  nomor  rangkaian virtual  yang  belum  dipakai  pada  komputer  itu  dipilih  sebagai  identifikasi koneksi. Karena rangkaian virtual dapat dimulai dari salah satu ujungnya, timbul  suatu  masalah  bila  pembetukan  panggilan  berpropograsi  ke  dua arah sekaligus sepanjang rantai router.

Perlu dicatat,setiap proses diharuskan menandai kapan proses itu melintasi rangkaian virtual, sehingga rangkaian virtual bisa dibersihkan dari tabel  router.  Begitu  banyak  kegunaan  rangkaian  internal  virtual  bagi subnet. Terdapat kemungkinan lain, yaitu dengan menggunakan datagram secara internal. Setiap program harus berisi alamat penuh tempat tujuan. Pada jaringan yang besar ,alamat ini cukup panjang .Ketika sebuah paket datang , router  mencari saluran keluar yang akan dpakai dan mengirimkan paket  melalui  saluran  tersebut  .Pembentukan  dan  pelepasan  koneksi jarngan atau transport layer tidak memerlukan kerja khusus pada router .


1.1 Rangkaian Virtual Eksternal dan Internal

 Gambar 1. rangkaian virtual eksternal
Rangkaian  virtual  pada  dasarnya  adalah  suatu  hubungan  seara logika  yang dibentuk untuk menyambungkan dua stasiun.Paket dilabelkan dengan  nomor  sirkuit  maya  dan  nomor  urut.Paket  dikirmkan  dan  datang secara berurutan.Gambar 1 berkut ini menjelaskan keterangan tersebut.

Stasiun A  mengirimkan 6 paket. Jalur antara logika disebut setara A  dan  B  secara  logika  disebut  sebagai  jalur  1,  sedangkan  jalur  antara  A dan C disebut sebagai jalur 2. Paket pertama yang akan dikirimkan lewat jalur  1  dilabelkan  sebagai  paket  1.1,  sedangkan  paket  ke-2  yang dilewatkan jalur yang sama dilabelkan sebagai paket 1.2 dan paket terakhir yang dilewatkan jalur 1 disebut sebagai paket 1.3. sedangkan paket yang pertama  yang  dikirimkan  lewat  jalur  2  disebut  sebagai  paket  2.1,  paket kedua sebagai paket2.3. dari gambar 1 tersebut kiranya jlas bahwa paket yang  dikirimkan   diberi  label  jalur  yang  harus  dilewatinya  dan  paket tersebut akan tiba di stasiun yang dituju dengan urutan pengiriman.

Secara internal rangkaian maya ini bisa digambarkan sebagai suatu jalur  yang sudah disusun untuk berhubungan antara satu stasiun dengan stasiun yang lain. Semua paket dengan asal dan tujuan yang sama akan melewati  jalur  yang  sama  sehingga  akan  sampai  ke  stasiun  yang  dituju sesuai  dengan  urutan  pada  saat  pengiriman  (FIFO).  Gambar  2  berikut menjelaskan tentang sirkuit nvnya internal.

gambar 2. rangkaian virtual eksternal
Gambar 2 di atas menunjukkan adanya jalur yang harus dilewati apabila suatu  paket  ingin  dikirimkan  dari  A  menuju  B,  yaitu  sirkuit  maya  1  atau rangkaian  virtual  1  (  Virtual  Sircuit  1  )  yang  disingkat  VC  #1.  Sirkuit  ini dibentuk dengan rute melewati node 1-2-3. Sedangkan untuk mengirimkan paket  A  menuju  C  dibentuk  sirkut  maya  VC  #2,  yaitu  rute  yang melewati node 1-4-3-6.

1.2 Datagram Eksternal dan Internal

Dalam  bentuk  datagram,  setiap  paket   dikirimkan  secara independen.  Setiap  paket  diberi  label  alamat  tujuan.  Berbeda  dengan sirkuit maya, datagram memungkinkan paket yang diterima berbeda urutan dengan  urutan  saat  paket  tersebut  dikirim.  Gambar  3  berikut  ini  akan membantu memperjelas ilustrasi.

Jaringan  mempunyai  satu  stasiun  sumber  A  dan  stasiun  tujuan yakni  B  dan  C.  Paket  yang  akan  dikirimkan  ke  stasiun  B  dan  ditambah nomor  paket  sehingga  menjadi  misalnya  B.1,  B.37,  dan  sebagainya. Demikian juga paket yang  ditujukan ke stasiun C diberi label yang serupa, misalnya paket C.5, C.17, dan sebagainya.

Dari  Gambar  3.1,  stasiun  A  mengirimkan  enam  buah  paket.  Tiga paket ditujukan ke alamat B. Urutan pengiriman untuk paket B adalah pake B.1, paket B.2 dan paket B.3.  sedangkan tiga paket yang dikirimkan ke C masing-masing  secara  unit  adalah  paket  C.1,  paket  C.1  dan  paket  C.3. paket-paket tersebut sampai di B dengan urutan kedatangan B.2, paket B.3 dan  terakhir  paket  B.1  sedangkan  di  stasiun  C,  paket-paket  tersebut diterima dengan urutan C.3, kemudian paket C.1 dan terakhir paket C.2.

gambar 3.1. Datagram Eksternal
Ketidak  utrutan  ini  lebih  disebabkan  karena  paket  dengan  alamat tujuan  yang  sama  tidak  harus  melewati  jalur  yang  sama.  Setiap  paket bersifat  independen  terhadap  sebuah  jalur.  Artinya  sebuah  paket  sangat mungkin untuk melewati jalur yang lebih panjang dibanding paket yang lain, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke alamat tujuan berbeda tergantung rute yang ditempuhnya.

Secara  internal  datagram  dapat  digambarkan  pada  gambar  3 sebagai berikut:
gambar 3. Datagram Internal


1.3 Perbandingan Subnet Rangkaian Virtual dan Datagram

Terdapat perbedaan pendapat dalam  penggunaan rangkaian virtual dan  datagram.  Rangkaian  virtual  mengijinkan  paket  berisi  nomor  dan rangkaian,  bukannya  alamat  penuh  tujuan.  Bila  paketnya  pendek,  maka alamat penuh tujuan di dlam paket menyebabkan overhead yang besar.

Penggunaan  rangkaian  virtual  memerlukan  fase  pembentukan, yang  memakan  waktu  dan  memerlukan  sumber  daya.  Akan  tetapi pelaksanaan  apa  yang  harus  dikerjakan  pada  paket  dalam  rangkaian subnet rangkaian virtual cukup mudah yaitu  router  cukup memakai nomor untuk mengetahui tujuan paket. Pada  subnet  datagram, untuk menentukan kemana paket pergi diperlukan prosedur yang rumit.

Ketika  koneksi  terbentuk,  rangkaian  virtual  memiliki  kelebihan dalam menghindari kemacetan yang terjadi dalam  subnet, karena sumber daya dapat dipesan sebelumnya. Pada subnet  datagram cara menghindari kemacetannya  lebih  rumit.  Rangkaian  virtual  juga  memiliki  masalah  yang kritis.  Bila  sebuah  router  tabrakan  dan  kemudian  kehilangan  memorinya, walaupun  router  kembali  pada  detik  kemudian,  maka  semua  rangkaian virtual yang melaluinya harus dibatalkan. Sebaliknya, bila router datagram mati,  hanya  para  pengguna  yang  paketnya  telah  berada  dalam  antrian pada  router  akan  mengalami  tabrakan,  atau  bahkan  tidak  sama  sekali, tergantung  apakah  paket-paket  itu  telah  diberi  acknowledgement  atau tidak.

Perbandingan secara lengkap antara subnet rangkaian virtual dan datagram dapat dilihat pada Tabel .1 dibawah ini.

Tabel 1 perbandingan antara subnet rangkaian virtual dan datagram


2 .Pemilihan Route (Routing)

salah satu fungsi dari  network layer  adalah mencari rute untuk jalur transmisi  paket  data  dari  komputer  sumber  ke  komputer  tujuan.  Dalam sebagian  besar  subnet,  paket-paket  data  akan  memerlukan  banyak lompatan  dalam  melakukan  perjalanan.  Algoritma  yang  memilih  rute  dan struktur  data  yang  digunakan  jaringan  merupakan  masalah  utama rancangan network layer.

2.1 Algoritma Routing


Algoritma  routing  adalah  bagian  algoritma  dari  perangkat  lunak network layer  yang bertanggung jawab untuk menentukan jalur mana yang menjadi jalur transmisi paket. Jika subnet tersebut menggunakan datagram secara  internal,  keputusan  ini  harus  selalu  dibuat  setiap  kali  paket  data datang. Tetapi, jika  subnet  tersebut menggunakan rangkaian virtual secara internal , keputusan  routing  ini hanya akan dibuat pada waktu penetapanrangkaian  virtual  yang  terbaru.  Sesudah  itu,  paket  data  tinggal  mengikuti rute yang telah ditetapkan sebelumnya.

Setiap  algoritma  routing  memiliki  sifat-sifat  seperti  kebenaran, kesederhanaan,  kekokohan,  kestabilan,kewajaran,  dan  optimalitas. Algoritma  routing  harus  dapat  menyesuaikan  diri  atau  bertahan  terhadap perubahan-perubahan dalam topologi dan lalu lintas data.

Untuk  mencari  rute  dengan  biaya  minimum,  dapat  digunakan  dua metode  yaitu  metode  forward  search  agorithm  dan  backword  search algorithm.

2.1.1.Forward Search Algorithm

Forward  Search  Algorithm  digunakan  untuk  menentukan  jarak terpendek  dari  node  awal  yang  ditentukan  ke  setiap  node  yang  ada. Algoritma diungkapkan dalam stage. Dengan k buah jalur terpendek node k terhadap node sumber ditentukan. Node-node ini ada dalam himpunan N. Pada stage ke (k+1), node yang tidak ada dalam M yng mempunyai jarak terpendek terhadap sumber ditambahkan ke M. Sebagai sebuah node yang di  tembarvkan  dalam  M,  maka  jalur  dari  sumber  menjadi  terdefinisi (Gambar 4). Algoritma ini memiliki 3 tahapan:
1.  Tetapkan M={S). Untuk setiap node neN-S, tetapkan C1(n)=1(S,n).
2.  Cari  WeN-M  sehingga  C1(W0  minimum  dan  tambahkan  ke  M. Kemudian  C1  (n)  =  MIN[C1(n),  C1(W)  +  1(W,n)  untuk  tiap  node neN-M. Apabila pernyataan terakhir bernilai  minimunv, jalur dari ke n sebagai jalur S ke W menotong Jink dari W ke n.
3.  Ulang langkah 2 sampai M=N. Keterangan:
•    N = himpunan node dalam jaringan
•    S = node sumber
•    M = himpunan node yang dihasilkan oleh algoritma
•    1 (I,J) =  link cost  dari  node  I sampai  node ke }, biaya bernilai > jika node tidak secara langsung terhubung.
•    C1(n)  =  biaya  daru  jalur  biaya  terkecil  dari  S  ke  n  yang dihasilkan pada saat algoritma dikerjakan.

Untuk  memperjelas  dari  penggunaan  forward  search  algorithm, perhatikan  Gambar.4  yang  menjelaskan  rute  jaringan  yang menghubungkan 6 titik (node).

Gambar 4. Rute Jaringan 6 Titik
Dengan  menggunakan  S=1  dan  berdasarkan  gambar  diatas, diperoleh hasil dari  forward search algorithm  yang tertuang pada Gambar 5.

Gambar 5. hasil forward search algorithm

2.1.1.Backward Search Algorithm

Digunakan  untuk  menentukan  jalur  biaya  terkecil  yang  diberikan node  tujuan  dari  semua  node  yang  ada  (Gambar  5.6).  Algoritma  ini  juga diproses tiap  St&ge.  Pada tiap  stage,  algoritma menunjuk masing-masing node.

Devinisi yang digunakan:
•    N = Himpunan node yang terdapat pada jaringan
•    D = node tujuan
•    1(i,j) = seperti keterangan diatas
•    C2(n) = biaya dari jalur  biaya terkecil dari n ke D yang dihasilkan saat algoritma dikerjakan.

Algoritma ini juga terdiri dari 3 tahapan:
1.  Tetapkan C2(D)=0. Untuk tiap node neN-D, tetapkan C2(n)=8.
2.  Untuk tiap node neN-D, tetapkan C2(n)=MIN WN[C2(N), C2(W) + 1(n,W)]. Apabila pada pernyataan terakhir bernilai minimum, maka jalur  dari  n  ke  D  saat  ini  merupakan  link  dari  n  ke  W  dan menggantikan jalur dari W ke D.
3.  Ulangi langkah ke-2 sampai tidak ad cost yang berubah.

Gambar  6  berikut  ini  adalah  hasil  pengolahan  Gambar  4  dengan D=1.
Gambar 6. hasil backward search algorithm

2.2 Strategi Routing

Dalam mencari rute bagi paket yang dikirim dari komputer sumber ke komputer tujuan ada beberapa strategi yang dipakai. Strategi itu meliputi fixed routing, flooding, random routing, dan adaptive routing.

2.2.1 Fixed Routing

Merupakan cara routing yang paling sederhana. Dalam hal ini rute bersifat tetap atau paling tidak, rute hanya diubah apabila topologi jaringan berubah. Gambar 7 berikut (mengacu dari Gambar 4) memperlihatkan bagaimana sebuah rute yang tetap dikonfigurasikan.
Gambar 7. direktori untuk fixed routing

Kemungkinan  rute  yang  bisa  dikonfogurasikan,  dirunjukkan  pada Gambar 8 sebagai berikut:
Gambar 8. Direktori untuk masing masing node


Tabel  pada  Gambar 8  disusun  berdasarkan  rute  terpendek dengan menggunakan least-cost algorithm. Sebagai misal direktori node 1. Dari  node  1  untuk  mencapai  node  6,  maka  rute  terpendek  yang  bisa dilewati  adalah  rute  dari  node  1,4,5,6.  Maka  pada  tabel  direktori  node  1 dituliskan destination = 6, dan next node = 4.

Keuntungan  konfigurasi  dengan  rute  tetap  semacam  ini  adalah bahwa  konfigurasi  menjadi  sederhana.  Penggunaan  sirkuit  aya  atau datagram  tidak  dibedakan.  Artinya  semua  paket  dari  sumber  menuju  titik tujuan akan melewati rute yang sama . kinerja yang bagus terdapat apabila beban  bersifat  tetap.  Tetapi  pada  beban  yang  bersifat  dinamis,  kinerja menjadi  turun.  Sistem  ini  tidak  memberi  tanggapan  apabila  terjai  error maupun kemacetan jalur.

2.2.2 Flooding

Teknik  routing  yang  lain  yang  dirasa  sederhana  adalah  flooding. Cara  kerja  teknisi  ini  adalah  mengirimkan  paket  dari  suatu  sumber  keseluruh node tetangganya. Pada tiap ode, setiap paket yang datang akan ditransmisikan  kembali  ke  seluruh  link  yang  dipunyai  kecuali  link  yang dipakai untuk menerima paket tersebut. Mengambil dari contoh yang sama, sebutlah bahwa node 1 akan mengirimkan paketnya ke node 6. Pertama kali node 1 akan mengirimkan paket ke seluruh tetangganya, yakni ke node 2, node 4 dan node 5 (Gambar 9).

Selanjutnya operasi terjadi pada node 2, node 3 dan node 4. Node 2 mengirimkan paket ke tetangganya yaitu node 3 dan node  4. Sedangkan node 3 meneruskan paket ke node 2, node 4, node 5 dan node 6. Node 4 meneruskan  paker  ke  node  2,  node  3,  node  5.  Semua  node  ini  tidak mengirimkan paket ke node 1. Ilustrasi tersebut digambarkan pada Gambar 10.


Pada  saat  ini  jumlah  salinan  yang  diciptakan  berjumlah  9  buah. Paket-paket yang sampai ketitik tujuan, yakni node 6, tidak lagi diteruskan. Posisi  terakhir  node-node  yang  menerima  paket  dan  harus  meneruskan adalah node 2, node 3, node 4, node 5. Dengan cara yang sama masingmasing  node  tersebut  membuat  saiman  yang  memberikan  dan  ke  node tetangganya. Pada saat ini ainasilkan salinan sebanyak 22 (lihat Gambar 11).


Terdapat  dua  catatan  penting  dengan  penggunaan  teknik flooding ini, yaitu:
1.  Semua rute yang dimungkinkan akan dicoba. Karena itu teknik ini memiliki  keandalan  yang  tinggi  dan  cenderung  memberi  rioritas untuk pengiriman-pengiriman paket tertentu.

2.  Karena  keseluruhan  rute  dicoba,  maka  akan  muncul  paling  tidak satu buah salinan paket dititik tujuan dengan waktu paling minimum. Tetapi  hal  ini  akan  menyebabkan  naiknya  beban  lalu  lintas  yang pada akhirnya menambah delay bagi rute-rute secara keseluruhan.

2.2.3 Random Routing

Prinip utama dari teknik ini adalah sebuah node memiliki hanya satu jalur keluaran untuk menyalurkan paket yang datang kepadanya. Pemilihan terhadap sebuah jalur keluaran bersifat acak. Apabila  link  yang akan dipilih memiliki  bobot  yang  sama,  maka  bisa  dilakukan  dengan  pendekatan seperti teknik round robin.

Routing ini adalah untuk mencari probabilitas untuk tiap-tiap outgoing link dan memilih link berdasarkan nilai probabilitasnya. Probabilitas bisa dicari berasarkan data rate, dalam kasus ini didefinisikan sebagai berikut:


Dimana:
Pi = probabilitas pemilihan i
Rj = data rate pada link  j

Penjumlahan  dilakukan  untuk  keseluruhan  link  outgoing.  Skema seperti  ini  memungkinkan  distribusi  lalu  lintas  yang  baik.  Seperti  teknik flooding, random routing tidak memerlukan informasi jaringan, karena route akan dipilih dengan cara random.

2.2.4 Adaptive Routing

Strategi  routing  yang  dibahas  di  depan,  tidak  mempunyai  reaksi terhadapperubahan kondisi yang terjadi didalam suatu jaringan. Untuk itu pendekatan  dengan  atrategi  adaptif  mempunyai  kemampuan  yang  lebih dibandingkan dengan beberapa hal di atas.

Dua hal yang penting yang menguntungkan adalah:
•    Strategi  routing  adaptif   dapat  meningkatkan  kinerja  seperti  apa yang diinginkan user.
•    Strategiadaptif dapat membantu kendali lalu lintas.

Akan tetapi, strategi ini dapat menimbulkan beberapa akibat, misalnya:
•    Proses  pengambilan  keputusan  untuk  menetapkan  rute  menjadi sangat  rumit  akibatnya  beban  pemrosesan  pada  jaringan meningkat.
•    Pada  kebnyakan  kasus,  strategi  adaptif  tergntung  pada  informasi status  yang  dikumpulkan  pada  satu  tempat  tetapi  digunakan ditempat lain. Akibatnya beban lalu lintas meningkat.
•    Strategi  adaptif  bisa  memunculkan  masalah  seperti  kemacetan apabila  reaksi  yang  terjadi  terlampau  cepat,  atau  menjadi  tida relevan apabila reaksi sangat lambat.

3. kemacetan

Bila terlalu banyak paket yang berada di dalam  subnet,  maka unjuk kerja jaringan akan mengalami penurunan (Gambar 12). situasi seperti ini disebut  keacetan  (congestion).  Bila  jumlah  paket  yag  mengalir  ke  dalam subnet  daru  host  masih  berasa  dalam  daya  tampungnya,  paket-paket tersebut  seluruhnya  akan  dihantarkan.  Jumlah  paket  yang  dihantarkan proporsional  dengan  jumlah  paket  yang  dikirimkan.  Akan  tetapi  dengan semakin  meningkatnya  lalu  lintas,  router  tidak  mampu  lagi  menangani paket yang datang dan router akan memulai kahilangan paket.


Kemacetan  bisa  disebabkan  oleh  beberapa  faktor.  Bila  semuanya terjadi  dengan  tiba-tiba  ,  aliran  paket  yang  datang  pada  tiga  atau  empat saluran input dan semuanya memerlukan saluran output yang sama, maka antrian  mulai  membesar.  Bila  tidak  terdapat  memori  yang  cukup  untuk menampung seluruh antrian, maka paket akan hilang.

Proses yang lambat juga dapat menimbulkan kemacetan. Bila CPU router  lambat  dalam  melakukan  tugas  yang  diperlukan,  antrian  akan menjadi  semakin  panjang.  Permasalahan  yang  serius  yang  diakibatkan efek congestion adalah deadlock, yaitu suatu kondisi dimana sekelompok node tidak bisa meneruskan pengiriman paket karena tidak ada buffer yang tersedia. Trknik deadlock avoidance digunakan untuk merancang jaringan sehingga deadlock tidak terjadi.

Bentuk  deadlock  yang  paling  sederhana  adalah  direct  store-andforward  deadlock.  Pada  Gambar  13  memperlihatkan  situasi  bagaimana antara node A dan node B berinteraksi di mana kedua buffer penuh dan deadlock terjadi.

Gambar .13 Direct store and forward deadlock
Bentuk  deadlock  kedua  adalah  indirect  store-and-forward  eadlock (Gambar 14). hal ini terjadi tidak pada sebuah link tunggal seperti bentuk deadlock  di  atas.  ^pada  tiap  node,  antrian  yang  ditujukan  untuk  node terdekatnya bersifat searah dan J menjadi penuh.

Gambar .14 Inderect stote and forward deadlock
Bentuk deadlock yang ketiga adalah reassembly deadlock. Situasi ini digambarkan pada Gambar 15 dimana node C memiliki 4 paket terdiri dari paket 1 tiga buah dan sebuah paket 3. Seluruh buffer penuh dan tidak lagi menerima paket baru.
 Gambar .15 Reassembly deadlock

4. Internetworking

Ketika  dua  atau  lebih  jaringan  bergabung  dalam  sebuah  aplikasi, biasanya  kita  sebut  ragam  kerja  antar  sistem  seperti  ini  sebagai  sebuah internetworking.  Penggunaan  istilah  internet-work  (atau  juga  sebuah intrnet0  mengacu  pada  perpaduan  jaringan,  misalnya  LAN-MAN-WAN, yang  digunakan.  Masing-masing  jaringan  (LAN   atau  WAN)  yang  terlibat dalam internet work disebut sebagai subnetwork atau subnet.

Piranti yang digunakan untuk menghubungkan antara dua jaringan, meminjam  istilah  ISO,  disebut  sebagai  Intermediate  System  (IS)  atau sebuah Internetworking Unit (IWU). Selanjutnya apabila fungsi utama dari sebuah  intermmediate  system  adalah  melakukan  routing,  maka  piranti yang  dimaksud  disebut  sebagai  router,  sedangkan  apabila  tugas  piranti adalah menghubungkan antara dua tipe jaringan disebut sebagai gateway.

Selain  menggunakan  gateway  dan  router,  piranti  yang  juga digunakan  untuk  perantara  antar  segmen  jaringan  yang  berhubungan adalah repeater dan bridge.

4.1 Repeater

Repeater  pada  dasarnya  merupakan  alat  yang  sederhana  yangberfungsi  untuk  memperbaiki  dan  memperkuat  sinyal  yang  melewatinya. Dua  sub  jaringan  yang  dihubungkan  oleh  perangkat  ini  memiliki  protokol yang sama untuk semua lapisan.

Repeater juga berfungsi untuk memperbesar batasan panjang satu segmen.  Betikut  ini  adalah  contoh  beberapa  jenis  sistem  yang menggunakan  repeater  untuk  memperbaiki  dan  memperkuat  sinyal transmisi data:
1.  Sistem baseband bertopologi bus
media  transmisi  yang  paling  populer  pada  sistem  baseband bertopologi  bus  (Gambar  5.16)  adalah  kabel  koaxial,  yang  juga digunakan sebagai standart IEEE 802.3. batasan maksimum jumlah repeater yang dapat digunakan untuk satu segmen adalah empat. Berikut  ini  adalah  tabel  jenis  kabel  koaxial  dengan  spesifikasinya (Tabel 2).


Pada gambar .16 menunjukkan repeater pada topologi bus.


2.  Sistem baseband bertopologi star
sistem  yang  dimaksud  disini  adalah  sistem  yang  secara  fisik bertopologi  star, tetapi secara logika bertopologi  bus, seperti yang terlihat  pada  gambar  17.  susunan  jaringan  yang  tergambar menggunakan kabel  twisted pair, dengan protokol Ethernet. Kabel jenis  ini  disebut  10  Base  T,  yang  berkecepatan  10  Mbps  dan memiliki panjang segmen maksimum 100 m.


3.  Sistem baseband bertopologi ring
pada sistem standart IEEE 802.5, repeater digunakan pada setiap simpul (node) jaringan seperti yng ditunjukkan pada Gambar 18

4.2 Bridge

Bridge  adalah  jenis  perangkat  antara  yang  menghubungkan  dua jaringan yang protokol lapisan fisiknya berbeda. Hal ini berarti komunikasi terjadi  pada  level  MAC  (lapisan  data  link  bagian  bawah)  yang  serupa. Sebagai  contoh  adalah  bridge  untuk  menghubungkan  IEEE  802.3 (Ethernet)  dengan  IEEE  802.4  (Token  Bus).  Untuk  lebih  jelasnya perhatikan Gambar 19.

Bridge memiliki sifat yang tidak mengubah isi maupun bentuk frameyang  diterimanya,  disamping  itu  bridge  memiliki  buffer  yang  cukup  untuk menghadapi ketidak sesuaian kecepatan pengiriman dan penerimaan data.

4.2.1 Alasan Penggunaan Bridge

Beberapa  alasan  mengapa  bridge  digunakan  untuk menghubungkan beberapa LAN adalah sebagai berikut:

?    Ketentuan LAN
Hal ini berkaitan erat dengan:
•    Jumlah maksimum stasiun
•    Panjang maksimum stasiun
•    Bentang jaringan (Network span)

?    Kehandalan dan keamanan lalu lintas data
Bridge dapat menyaring lalu lintas data antar dua segmen jaringan

?    Unjuk kerja
Semakin  besar  LAN  (jumlah  stasiun  maupun  jarak),  unjuk  kerja semakin menurun.

?    Keterpisahan geografis
Bila  dua  sistem  pada  tempat  yang  berjauhan  disambungkan, penggunaan  bridge  dengan  saluran  komunikasi  jarak  jauh (misalnya  radio  atau  gelombang  mikro)  jauh  lebih  masuk  akal dibandingkan  langsung  dua  sistem  tadi  dengan  kabel  coaxialmisalnya.

4.2.2 Penggolongan Bridge

Dari  sudut  kelengkapan  fungsi,  perangkat  ini  dapat  digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:
1.  Bridge sederhana
Bila suatu simpul jaringan mengirimkan data ke simpul jaringan lain, maka bridge  sederhana akan menyebarkan data tersebut kesemua jaringan.

Bridge sederhana, memiliki urutan kerja sebagai berikut:
•    Baca semua paket data yang datang dari suatu jaringan.
•    sebarkan ke semua simpul jaringan yang lain.

2.  Bridge belajar
jenis ini memiliki kemampuan memilih paket mana yang ditunjukkan pada  segmen  lain  jaringan,  dan  meneruskan  paket  tersebut  pada jaringan yang sesuai tersebut. Hal ini dimungkinkan karena protokol lapisan MAC memang terdapat field alamat tujuan paket. Kini bridgesederhana  juga  telah  dilengkapi  dengan  kemampuan  belajar tersebut.

Bridge belajar memiliki urutan kerja sebagai berikut:
•    Baca semua paket data yang datang dari suatu jaringan.
•    Pilih  dan  terima  semua  paket  data  yang  tidak  dialamatkan untuk jaringan pertama tadi.
•    Kirimkan (teruskan) paket data yang diterima tadi ke jaringan lain yang terhubung pada bridge.

3.  Bridge  dengan  kemampuan  pencarian  jalan  (routing)

jenis  ini  juga  memiliki  kemampuan  jenis  sebelumnya,  ditambah dengan kemampuan pencarian jalan. Pada bridge yang mempunyai fasilitas pencari jalan, terdapat beberapa

strategi yang digunakan, antara lain:
•    Fixed  rounting.  Pada  cara  ini  dibuat  sebuah  tabel  yang  berisi semua jalur yang mungkin terjadi antara suatu stasiun pengirim dan penerima. Cara ini relatif mudah untuk sistem jaringan yang sederhana.
•    Penggunaan  algoritma  spanning  tree,  dengan  menganggap LAN sebagai simbol (node) graph dan bridge sebagai sis (edge) graph. Dengan algoritma ini, dibangun bentuk spanning tree dari suatu  graph,  yaitu  graph  yang  tidak  memiliki  putaran  (closed loop).
•    Source  rounting.  Pada  cara  ini,  setiap  stasiun  yang  akan mengirimkan  paket  ,  harus  mendefinisikan   jalur   yang  harus ditempuh. Dengan demikian alamat semua stasiun tujuan harus tercatat pada stasiun sumber.  Informasi jalur ini dimasukkan ke dalam protokol lapisan MAC.

Dari sudut jangkauan, perangkat ini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian,yaitu:
1.  Bridge setempat (Local Bridge)
Jenis  ini  tersambung  langsung  pada  dua  jaringan  yang dihubungkan.  Biasanya  jenis  ini  digunakan  untuk menghubungkan dua  jaringan  yang  letaknya  relatif  dekat.  Untuk  lebih  jelasnya perhatikan Gambar 20.

Gambar .20 Bridge Setempat
2.  Bridge jarak jauh
Bridge  jenis ini, terdapat pada dua segmen jaringan. Kedua  bridgejenis ini dihubungkan dengan saluran komunikasi tertentu. Dengan demikian  bridge  jenis  ini  selalu  bekerja  berpasangan.  Pasangan bridge ini umumnya digunakan untuk menghubungkan dua jaringan yang letak geografisnya berjauhan. Secara logika, fungsi pasanganbridge  ini  sama  saja  dengan  satu  bridge  setempat.  Untuk  lebih jelasnya Perhatikan Gambar 21.

4.3 Gateway

Gateway  digunakan  untuk  interkoneksi  jaringan  dimana  masingmasing  jaringan  memiliki  arsitektur  yang  sangat  berbeda  (Gambar  22). jaringan  yang  dihubungkannya  mempunyai  protokol  yang  berbeda  mulai dari lapisan hubungan data sampai dengan lapisan aplikasi.

Gateway  juga  merupakan  bentuk  khusus  dari  router  yang digunakan untuk bertukar informasi dengan router lain yang  berlainan cara mengelola  informasinya  maupun  cara  pencarian  jalannya.  Jadi  bila  satu jaringan yang berisi sekumpulan  router  berjenis sama disebut  autonomus system,  hendak  berhubungan  dengan  jaringan  dengan  sistem  rouer  lain, diperlukan  satu  buah  gateway  untuk  masing-masing  jaringan.  Dua  buah gateway  ini  saling  bertukar  informasi  dengan  protokol  antar  router  yang berbeda sistem, yang disebut ERP (Experior Router Protokol).

Protokol yang dibuat untuk komunikasi  gateway  ini bekerja dalam bentuk permintaan dan tanggapan yang dikirim dalam datagram IP. Contoh permintaan adalah permintaan untuk menjadi  router  tetangga. Permintaan tersebut dapat menjadi dua jenis tanggapan yaitu diterima atau ditolak.


Tiga  kegiatan  gateway  yang  berkaitan  dengan  komunikasi  antar sistem adalah :
1.  Neighbour acquisition
Terjadi ketika dua router bertetangga tetapi berbeda sistem otonomi saling  menyetujui  untuk  saling  bertukar  informasi  pencarian  jalan. Prosedur  resmi  untuk  persetujuan  ini  diperlukan  mengingat kemungkinan  tidak  tersedianya  salah  satu  router  untuk  berbagi informasi.  Prosedur  ini  dimulai  dengan  salah  satu  router mengirimkan  permintaan  untuk  bertetangga.  Router  lainnya  dapat memberi  tanggapan  menerima  atau  menolak.  Untuk  mengakhiri ketanggapan,  salah  satu  router  dapat  mengirimkan  pesan  untuk berhenti dan dijawab dengan persetujuan.

2.  Neighbour reachability

Prosedur ini dilakukan bila hubungan ketanggapan telah ditetapkan, dan digunakan untuk memelihara hubungan. Suatu gateway harus yakin bahwa tetangganya masih ada dan masih berstatus tetangga. Untuk  melakukan  ini,  kedua  gateway  harus  saling  bertukar  pesan “Hello” dan “I heard you” secara berkala.

3.  Network reachability
Prosedur  ini  berkaitan  dengan  penukaran  permintaan  dan tanggapan  secara  berkala.  Bila  salah  satu  gateway  mengirimkan permintaan  poll,  yaitu  meminta  informasi  jaringan,  maka tetangganya  menanggapi  dengan  pesan  update.  Tanggapan  ini berisi  jaringan  yang  dapat  dijangkau  oleh  gateway  pengirim  poll, termasuk jarak masing – masing jaringan tersebut. Dari informasi ini gateway peminta tadi dapat menyusun tabel pencarian jalan.

c.Rangkuman

Lapisan jaringan (Network layer) merupakan lapisan ketiga dari standar OSI yang berfungsi untuk me- nangani masalah jaringan komunikasi secara rinci. Pada lapisan ini, data yang berupa pesan-pesan (message) akan dibagi-bagi dalam bentuk paket-paket data yang dilengkapi dengan header-header tertentu pada setiap paket data tersebut.

Network layer  ini berfungsi untuk mengambil paket dari sumber dan mengirimkannya  ke  tujuan.Supaya  sampai  ditujuan  perlu  banyak  dibuat hop  pada router-router  perantara di se-panjang lintasannya.Fungsi layer  ini sangat  kontras  dengan  fungsi  data  link  layer,  yang  memiliki  tujuan  lebih sederhana cukup memindahkan frame  dari ujung kabel yang satu ke ujung yang  lainnya.  Jadi  network  layer  ini  merupakan  layer  terbawah  yang berkaitan dengan transmisi end to end.


Daftar pustaka
1.    IBC Technical Services, LANsLocal Area Networks: Solutions and Strategies for Today and the Future ; One Day Conference.1990.
2.    Y.Maryono  –B.Padmi.Istiana.Teknologi  Informasi  Dan Komunikasi.Quandra,  Ciawi-Bogor  .Jl.Rancamaya  Km1  No.47 Bogor .16720.2012.
3.    ITE Ver.3.1 Cisco Networking Academy Program
4.    Edi  S.  Mulyanta,S.Si,Pengenalan  Protokol  Jaringan  Wireless Komputery..Penerbit  Andi.Jl  Beo  38-40  Telp.(0274)  561881.Fax (0274) 588282.Yogyakarta .2010
5.    Wahana  Komputer  .Tip  Jitu  Optimasi  Jaringan  Wi-Fi    .  Penerbit Andi.Jl  Beo  38-40  Telp.(0274)  561881.Fax  (0274) 588282.Yogyakarta .2010
6.    http://www.learnthenet.com/english/section/
7.    Ptun Y Simanjuntak, http://www.ilmukomputer.com/umum/piotun-outlook.php
8.    Pengenalan Internet Unit Bisnis Internet – Drive V, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
9.    Ubuntu Indonesia .com

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post